KONTROVERSI KTT KOPENHAGEN

Tanggal 7-18 Desember 2009 lalu. KTT perubahan iklim PBB diadakan di Kopenhagen, Denmark. KTT ke-15 yang dua tahun sebelumnya diselenggarakan di Bali ini berusaha mengajak berbagai negara di dunia untuk membahas perubahan yang bisa dilakukan untuk menyelamatkan bumi yang semakin terancam, as we know Global Warming.
The Rich Vs The Poor
Tapi nyatanya, konferensi ini malah jadi mirip ajang lobi antar negara kaya dan miskin. Padahal PBB ingin KTT ini jadi titik balik yang secara tegas "memaksa" dunia beralih dari energi fosil ke sumber-sumber energi terbaru seperti hidro, panas matahari, dan angin. Kesepakatan makin jauh tercapai saat negara-negara industrial seperti Amerika Serikat, Cina, India dan Brazil, yang memiliki kepentingan ekonomi dan politis, keberatan tentang pemangkasan emisi. Sebaliknya, negara-negara maju seperti Perancis dan Jepang pengen negara-negara industri tadi tegas mengurangi emisi karbon mereka. Bahkan, Jepang sudah setuju menyediakan anggaran USD 5 Miliar / Tahun untuk membantu negara miskin kalau kesepakatan tercapai.
Janji lain datang dari Australia, Perancis, Jepang, Norwegia, Inggris dan AS yang mengumpulkan dana kolektif USD 3,5 Miliar untuk mengatasi penebangan hutan. Tapi lagi-lagi komitmen ini cuma bisa dicairkan kalau KTT menghasilkan kesepakatan yang mengikat secara hukum, sementara Copenhagen Accords tidak.
Janji lain datang dari Australia, Perancis, Jepang, Norwegia, Inggris dan AS yang mengumpulkan dana kolektif USD 3,5 Miliar untuk mengatasi penebangan hutan. Tapi lagi-lagi komitmen ini cuma bisa dicairkan kalau KTT menghasilkan kesepakatan yang mengikat secara hukum, sementara Copenhagen Accords tidak.
When Money Speaks...
Masalah dana juga menjadi isu penting dalam KTT, karena untuk menciptakan infrastuktur clean energy secara global, biaya yang dibutuhkan sangat besar. Dengan berbagai konflik kepentingan, lebih dari 110 kepala negara dan pemerintahan tidak berhasil mencapai kesepakatan. Yanga ada "hanya" Copenhagen Accords tadi, yang dirumuskan hanya oleh 25 negara secara tertutup menjelang akhir KTT. Banyak negara, institusi dan LSM internasional yang kecewa dengan hasil ini karena Copenhagen Accords hanya menjamin bantuan keuangan USD 100 Milyar / Tahun untuk negara berkembang, sedangkan untuk target pengurangan emisi gas rumah kaca, tidak ada kemajuan sama sekali.
The Conference Failure

The Conference Failure
Kumi Naidoo dari Greenpeace menganggap kegagalan KTT ini sebagai "pengkhianatan" bagi negara miskin, negara-negara pulau kecil yang terancam tenggelam, dan terhadap next generation planet ini. Norbert Rottgen, Menteri Lingkungan Jerman, juga kecewa karena banyak pihak yang menimbulkan suasana provokatif di KTT ini. Anehnya, Obama dan Sekjen PBB malah mengatakan KTT ini berhasil mencapai kesepakatan. Tentu saja, pendapat itu tidak disambut baik oleh sebagian besar negara yang hadir.
Next Stop : Mexico
KTT yang mandek ini akan diteruskan tahun 2010 di Mexico untuk kembali mendiskusikan langkah untuk meredam global warming. Bayangkan, sampai akhir tahun 2009 saja, suhu bumi sudah naik 3 derajat Celcius!. Kalau terus naik sebagian besar Afrika dan Amerika Latin akan tidak bisa dihuni lagi, es di Greenland lumer dan permukaan air laut akan naik sekitar 7 meter. Hiiii serem ya....
Kita tunggu saja kesepakatan apa yang akan dihasilkan di Meksiko. Tapi sementara menunggu, kita nggak boleh diam saja, let's do our small party by living a daily green lifestyle!.
sumber : gogirl magazine dan berbagai sumber
Next Stop : Mexico
KTT yang mandek ini akan diteruskan tahun 2010 di Mexico untuk kembali mendiskusikan langkah untuk meredam global warming. Bayangkan, sampai akhir tahun 2009 saja, suhu bumi sudah naik 3 derajat Celcius!. Kalau terus naik sebagian besar Afrika dan Amerika Latin akan tidak bisa dihuni lagi, es di Greenland lumer dan permukaan air laut akan naik sekitar 7 meter. Hiiii serem ya....
Kita tunggu saja kesepakatan apa yang akan dihasilkan di Meksiko. Tapi sementara menunggu, kita nggak boleh diam saja, let's do our small party by living a daily green lifestyle!.
sumber : gogirl magazine dan berbagai sumber


Tidak ada komentar:
Posting Komentar